Pindah dari Wordpress.com, dan Kembali Lagi

Pindah dari WordPress.com, dan Kembali Lagi

Pindah dari wordpress.com, dan kembali lagi adalah sebuah insiden yang juga pernah saya alami sebelumnya (ini kali kedua bagi saya). Bedanya, dulu saya masih sempat menahan diri saya untuk tidak melakukan hal ini. Namun sekarang semuanya sudah terjadi dan saya merasa sangat menyesal dengan hal ini.

Halo! Matur sukseme Hyang Widhi, akhirnya saya sempat menulis lagi. Ditengah kejaran deadline yang terus menghantui, saya beranikan untuk menulis tulisan ini. Habis, kalau tidak segera ditulis, serasa ada beban gitu di pikiran saya. Argh, memang benar-benar merasa bodoh banget sih saat itu!


Awal Tragedi

Jadi begini, dimulai dari iseng-iseng browsing tentang pengalaman blogger yang sukses ngeblog di “self-hosted wordpress” (blog yang dibuat di tempat hosting di luar wordpress.com). Pas baca-baca tulisan mereka, kok rasanya enak banget ya ngeblog pakai self-hosted wordpress.

Berbeda dengan wordpress.com yang punya aturan main sendiriΒ (btw, kamu udah baca belum?), di self-hosted wordpress kitalah yang benar-benar memegang kendali atas blog kita sendiri. Singkatnya, di wordpress.com kita harus tunduk dengan aturan mereka, dan ada batasan-batasan tertentu yang mungkin terasa agak “mengekang” kebebasan kita untuk ngeblog.

Contoh sederhana, di wordpress.com kita tidak bisa sembarangan memasang iklan (Google Adsense misalnya), tema blog terbatas, tidak bisa pasang plugin (kecuali upgrade ke paket bisnis), dan tidak bisa mengkustomisasi tampilan blog dengan leluasa. Keterbatasan ini tidak akan kamu temukan bila ngeblog menggunakan self-hosted wordpress.

Maka dari itu, saya jadi ingin sekali mencoba untuk ngeblog pakai layanan self-hosted wordpress. Oh iya, dulu pas tahun 2015, saya sempat ada niat untuk memindahkan blog ini ke tempat hosting lain, namun baru sempat beli paket hosting untuk setahun (milih paket yang paling murah), tapi langsung minta pembatalan dan refund (belum sampai 3 jam sudah berubah pikiran) (labil banget).

Lalu keinginan itu muncul lagi di tahun 2016, dan waktu itu sudah sampai proses transfer domain dari wordpress.com ke tempat hosting yang baru. Saya pun beli paket hosting yang sama (yang paling murah) di tempat yang sama seperti tahun sebelumnya. Tapi, sebelum proses transfer domain selesai, saya kembali berubah pikiran. Syukurlah domain saya masih bisa terselamatkan, dan saya pun minta pembatalan dan refund lagi (dasar manusia super labil).

Hingga akhirnya saya sampai di hari itu (Jumat, 6 Oktober 2017), di mana saya memutuskan buat mengambil resiko untuk memindahkan blog saya sepenuhnya dari worpress.com ke self-hosted wordpress. Waktu itu saya berjanji tidak akan labil lagi, dan benar-benar bertekad untuk jadi blogger yang memegang kendali penuh atas blog saya sendiri! *berdiri di atas karang dengan ombak besar di belakang*

Baca juga:Β Memori Yang Hilang


Proses Pemindahan Blog

Kali ini, saya kembali memilih tempat hosting yang sama seperti dulu, tapi dengan pilihan paket hosting dengan harga sedikit lebih mahal dibanding sebelumnya. Dengan biaya sekitar 300 ribuan, saya mendapatkan ruang penyimpanan (disk) sebesar 1 GB dan gratis domain seumur hidup~ (cihuy~~~)

Sebenarnya bisa saja sih domain “.com” yang saya beli di wordpress.com cuma dipetakan (domain mapping) di tempat hosting yang baru, cuma rasanya kok jadi lebih boros ya. Soalnya, nanti saya jadi harus bayar dobel dong, domain dan paket hosting. Mana bayar domain di wordpress.com sekitar 300 ribuan juga lagi! Makanya, saya putuskan untuk sekalian mentransfer domain dari wordpress.com ke tempat hosting yang baru itu.

Proses transfer domain ini bikin deg-degan banget! Takutnya kalau salah, domain blog saya malah tidak bisa digunakan lagi… Dengan bantuan cs (customer service) dari tempat hosting dan happiness engineer-nya wordpress.com, akhirnya proses transfer domain berhasil.

Selanjutnya adalah memindahkan semua konten blog ke tempat hosting yang baru. Kali ini saya menyerahkan sepenuhnya kepada cs tempat hosting, saya sih tahu beres saja~ Sekitar 2 jam kemudian, blog baru saya di tempat hosting yang baru pun sudah tayang (apakah kamu sempat melihatnya?). Semua konten blog berhasil dipindahkan, dan tetap menggunakan domain yang lama~

Belum puas di situ, saya memutuskan untuk beli tema wordpress yang baru. Iya dong, kan udah bebas bisa upload tema di luar tema bawaan wordpress~ Tidak tanggung-tanggung, saya membeli tema premium seharga 400 ribuan di situs themeforest.com. Pas coba memasang dan mengkustomisasi temanya, sempat ada kesulitan sedikit. Namun si pembuat tema mampu membantu saya mengatasi masalah itu, dan blog saya pun sukses memakai tema baru~

Baca juga:Β Domain Baru


Penyesalan Datang Kembali

Yaaay, senang banget rasanya sudah tuntas memindahkan blog dan mencoba self-hosted wordpress~ Wiiih, rasanya asik banget deh! Kini saya bebas dari kekangan wordpress.com, dan memegang kendali penuh atas blog saya sendiri~ Bebas mau nulis apa saja, pasang tema, pasang iklan, pasang plugin, pokoknya mah bebaaas~~~

Setelah puas mengutak-atik blog (sampai pukul 23:00), malam itu saya memutuskan untuk istirahat. Tapi, ternyata ada sesuatu yang masih mengganjal hati dan pikiran saya. Malam itu saya benar-benar tidak bisa tidur. Biasanya saya paling mudah untuk tidur (hobi saya kan tidur~), tapi malam itu rasanya tidak enak sekali.

Alhasil, saya kembali bangun dan menyalakan laptop saya (begadang deh). Iseng-iseng eksplorasi cpanel (semacam control panel untuk blog di tempat hosting). Pas saya lihat ruang penyimpanan, kapasitasnya sudah hampir penuh aja dong! Kira-kira, dari 1 GB sudah terpakai 70% lah! Ebuset, cepat banget penuhnya!

Err, memang sih, saya cuma beli paket yang murah. Ruang sebesar 1 GB pun harus rela dibagi antara wordpress, tema, plugin, dan isi blog. Objek yang paling banyak menghabiskan ruang adalah foto-foto yang ada di blog saya! Astaga, saya baru sadar kalau banyak banget upload foto di blog. Mana hampir semuanya berukuran lebih dari 100 KB lagi…

Akibat dari ruang penyimpanan yang hampir penuh ini, blog saya pun jadi agak berat loading-nya. Bukan hanya loading di tampilan blognya, melainkan juga loading di bagian “wp-admin”-nya! Wow, ternyata sebegitu pengaruhnya ruang penyimpanan di self-hosted wordpress!

Saya coba untuk menghapus beberapa plugin yang tidak terlalu penting (padahal cuma pasang 5 doang), namun ternyata tidak berefek sama sekali! Sempat terpikirkan untuk upgrade ke paket yang setingkat lebih tinggi dibanding paket yang sekarang. Tapi, niat itu langsung saya urungkan. Dengan harga sekitar 900 ribuan, ternyata nanti cuma dapat jatah ruang penyimpanan 2 GB sajaaa~~~ *nangis menjerit*

Mau pindah tempat hosting, tapi takutnya sama saja. Mau resize file foto di konten blog, tapi repot kalau harus satu-satu (fyi, ada lebih dari 1000 foto di blog ini). Duh, jadi makin pusing mikirin nasib blog ini… Sampai pagi, saya cuma sempat tidur 2 jam saja. Itu pun tidak nyenyak.

Bangun-bangun, saya langsung dapat pencerahan. Yap, kamu pasti sudah bisa menebaknya. Saya putuskan untuk menghubungi pihak hosting, dan sekali lagi, membatalkan paket hosting yang sudah saya beli. Namun, saya tetap mempertahankan domain “.com” yang sudah saya pindahkan ke tempat hosting itu. Soalnya, saya masih ragu untuk melepas domain “.com” itu untuk saat ini.

Keluhan saya pun lagi-lagi diterima dengan baik oleh pihak penyedia hosting. Mereka mau mengembalikan dana (refund) paket hosting yang telah saya beli, dikurangi biaya pembelian domain (hampir setengah harga totalnya). Proses refund berjalan lancar dan cukup membutuhkan waktu sekitar 3 hari kerja saja.

Baca juga:Β Hari Blogger Nasional


Kembali Lagi ke WordPress.com

Oke, jadi sekarang bagaimana? Hmm, mau-gak-mau, saya harus kembali lagi ke wordpress.com. Saya aktifkan kembali blog di wordpress.com, dan mulai sedikit membenahi konten blog ini. Paling tidak, saya bersyukur waktu itu belum benar-benar menghapus blog ini.

Saya pun baru menyadari sesuatu. Ternyata sekarang sudah tidak bisa melakukan domain mappingΒ atau membeli domain baru secara terpisah dari paket di wordpress.com! Kalau dulu, saya masih bisa beli domain dan memperpanjangnya seharga 300 ribuan per tahun. Tapi sekarang kebijakan wordpress.com berubah, pengguna harus membeli paket upgrade yang sudah tersedia, untuk memetakan/membeli domain!

Err, karena tulisan ini sudah terlalu panjang, cerita tentang pembelian paket upgrade di wordpress.com dan apa yang terjadi setelahnya akan saya ceritakan di tulisan berikutnya. Singkat cerita, akhirnya blog saya kembali tayang di wordpress.com. Saya sangat bersyukur karena telah sadar bahwa saya belum siap sepenuhnya untuk pindah dari wordpress.com.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Oh iya, apakah kamu melihat/menemukan sesuatu yang berbeda di blog saya? Coba tuliskan di kolom komentar ya~

Salam,
Agung Rangga

Diterbitkan oleh

Agung Rangga

Hai, salam kenal! Saya adalah seorang dosen di jurusan Desain Komunikasi Visual, memiliki minat dengan animasi dan komik, serta hobi menuliskan cerita kehidupannya ke dalam blog ini.

70 tanggapan untuk “Pindah dari WordPress.com, dan Kembali Lagi”

  1. Saya sedang proses transfer domain dari wordpress.com ke penyedia layanan lain, soalnya paketnya tiap makin mahal aja, dari yg 2015 hanya sekitar 200ribuan, sekarang 2018 harus bayar 800ribuan.

    Saya tidak berniat untuk pindah hosting, cuma pindah host untuk domain aja. Yang masih bikin saya bingung apakah bisa transfer domain tanpa harus beli hosting? Hmmm.

  2. Salam kenal mas Agung, saya Iqbal, saat ini menggunakan upgraded WordPress.com juga. Menarik sekalik membaca tulisan-tulisan mas Agung di blog ini. Yang tentang pindah dari WordPress.com lalu balik lagi dan yang domain pindah lalu balik lagi yang awalnya nggak bisa tetapi sekarang bisa.

    Saya punya pengalaman yang sedikit mirip, saat pakai WPcom saya langsung beli yang upgraded, tapi dalam waktu beberapa hari saya minta refund karena ngerasa ga selengkap self-hosted.. Tapi lucunya beberapa hari kemudian lagi saya kembali ke WPcom karena ternyata justru keterbatasan itu lebih nyaman buat saya,

    Kelemahan WordPress.com jelas karena fiturnya yang serba terbatas di banding self-hosted. Yang paling jelas ketara selain soal ga bisa instal plugin ya soal permalink. Tapi keterbatasan itu sendiri juga sekaligus menjadi kekuatan buat yang tidak suka otak-atik dan lebih ingin fokus menulis.

    1. Salam kenal juga Mas Iqbal.
      Setuju sekali, saya pun memilih WP.com supaya bisa fokus menulis, tanpa diganggu oleh urusan teknis.
      Terima kasih sudah berbagi pengalamannya.

  3. Saya lg galau mau pindahan ke self host atau ttp di wp.com. Rasanya berat banget mau pindah dari wp.com meskipun ada keterbatasan. Tapi kok ya pengin jg pny yg self host. Setelah baca ini sepertinya ga jadi pindah, masih cinta sama wp.com dgn para happiness engineer-nya hahaha… Tapi kemungkinan mau bikin blog baru aja kalau pengin pny self hosted. Padahal nulis aja blm rajin πŸ˜›

Tinggalkan Balasan